Mendengar nama Hitler, sebagian besar
orang pastilah mengatakan bahwa dia adalah seorang diktaktor kejam dan
berdarah dingin. Hanya itu? Ia telah menjadi sebuah simbol tentang
kekejaman dan rasa intoleransi terdalam manusia. Ia juga menjadi semacam
sejarah yang begitu kelam untuk diingat, bahkan oleh bangsanya sendiri.
Sebenarnya banyak sekali sisi kehidupan
Hitler yang menarik untuk dibahas. Berbagai pemikiran dan kemampuannya
dalam memimpin serta mengendalikan masa tidak ia peroleh begitu saja. Ia
telah banyak sekali makan asam garam kehidupan hingga membuat Hitler
menjadi seperti apa yang kita kenal sekarang ini. mari kita bahas
fakta-fakta unik seputar Adolf Hitler.
1. Hitler Berasal dari Austria
Hitler bukan berasal dari Jerman, ia
lahir di Brunau am Inn Austria pada 20 April 1889. Kota tersebut memang
terletak berdekatan sekali dengan Jerman, namun Hitler belum pernah
menginjakan kakinya di negeri itu hingga ia tumbuh dewasa. Hitler malah
menghabiskan masa remajanya di Wina, Ibukota Austria, mencoba memasuki
akademi seni dan arsitektur di sana, menjadi pelukis dan beberapa hal
lain. Kesadaran politiknya juga terpupuk di sana.
Hitler memang tidak berasal dari Jerman,
namun bangsa Jerman dan Austria merupakan satu bangsa (Dapat diibaratkan
dengan Indonesia dan Malaysia yang merupakan satu suku bangsa –
Melayu). Itu sebabnya pada tahun 1938, Hitler meng-anex-sasi Austria
tanpa perlawanan sedikitpun. Dalam sejarah, itu pertama kali dan
terakhir kalinya Jerman-Austria menjadi sebuah negara yang bergabung
secara politik, administrasi maupun kelembagaan.
Keinginan untuk mempersatukan seluruh
bangsa Jerman menjadi cita-cita utamanya selama ia menjabat sebagai
“Fuhrer”. Tujuan utamanya adalah menggabungkan Austria, Saar Land di
Perancis timur, Sudentend Land di Cheko, Kota Danzig di Utara Polandia
dan Memel di Lituania. Namun obsesinya menggabungkan seluruh rumah tanah
air Jerman “Lebensraum” terlalu menggebu-gebu dan menemui banyak
kegagalan.
2. Hitler Mempunyai Cita-Cita Menjadi Pelukis
Hitler pada masa remaja bukanlah seorang
yang mempunyai ambisi di bidang politik, ia mempunyai kehidupan
“nyentrik” dan lebih termotivasi kepada dunia seni. Ia menyukai sekali
interior, teater dan terutama sekali seni lukis. Hitler bahkan
menghasilkan beberapa lukisan selama masa mudanya dan mempunyai harapan
kelak ia menjadi seorang seniman yang sukses. Akan tetapi, ia tidak
terlalu berhasil dalam menjual lukisan hasil karyanya.
Secara kualitas, lukisan yang Hitler
hasilkan tidaklah buruk. Jika saja ia mempunyai kesabaran dan tekat yang
lebih kuat untuk menjadi seorang pelukis, mungkin dunia akan mempunyai
sejarah yang berbeda seratus delapan puluh derajat daripada sekarang.
Agak sedikit menggelikan jika membayangkan nama hitler bersanding dengan
Gogh, Picasso dan nama-nama pelukis lainnya. Bukan sebagai seorang
diktaktor yang namanya akan selalu tercetak di tinta merah pada lembaran
sejarah.
Sayang sekali bakatnya dalam bidang seni
tidak ia kembangkan ketika ia tumbuh dewasa. Akan cukup menyenangkan
apabila kita dapat melihat seorang diktaktor di satu sisi dan seorang
seniman di sisi lain. Adalah perpaduan yang unik melihat sebuah
keganasan bersanding dengan keindahan. Karena selama ini, dua hal
tersebut adalah dua kubu yang berlainan dan saling bertentangan.
3. Hitler Pernah Hidup Menggembel di Viena
Setelah Sang Ayah meninggal, Hitler muda
lebih memilih untuk mencoba hidup di Wina, Ibukota Austria. Ia hidup
dari warisan yang ditinggalkan oleh ayahnya. Warisan tersebut sebenarnya
cukup banyak untuk seorang pemuda yang belum mempunyai tanggungan.
Namun Hitler ternyata tidak mampu untuk hidup hemat. Ia menghabiskan
warisannya hanya dalam beberapa bulan saja. Awalnya itu tidak menjadi
masalah, ia hanya perlu pindah dari satu rumah sewa ke rumah sewa lain
yang lebih murah.
Namun ketika seluruh warisannya telah
habis, kini ia terpaksa hidup menggelandang. Lukisan yang ia buat juga
tidak banyak membantu, karena ia tidak mempunyai nama dan riwayat
sebagai seniman, maka tak ada seorangpun yang mau membeli lukisannya.
Lukisannya gagal total! Ia benar-benar hidup dan tinggal di jalanan,
mengemis dan mendapatkan makanan dari sukarelawan biara. Di saat-saat
seperti itulah kebenciannya terhadap Yahudi semakin meluap-luap.
Ia berpikir bahwa nasibnya yang serba
kekurangan, serta nasib banyak orang Austria lain yang hidup dalam
depresi ekonomi tinggi adalah hasil dari ciptaan Kaum Yahudi. Secara
kasat mata, memang Yahudi di Jerman dan Austria mampu hidup lebih makmur
dari rata-rata rakyat pada umumnya. Hal tersebut membuat Hitler menjadi
berang, ia mengganggap bahwa Bangsa Jerman (Jerman dan Austria)
seharusnya menjadi tuan di negerinya sendiri.
Namun meskipun begitu, Wina tetaplah
menjadi kota yang begitu menggagumkan bagi Hitler. Ia begitu terpesona
dengan arsitektur, adat dan seni yang ada di setiap sudut kota itu. Dari
sanalah, gagasan-gagasan tentang kebesaran Jerman di masa depan
terbentuk.
4. Hitler Memperoleh Medali Iron Cross Selama Perang Dunia I Karena Kegigihannya
Selama masa remaja dan menggelandang,
Hitler tidak mempunyai kemampuan sama sekali dalam apapun yang mempunyai
sifat kedisiplinan. Ia lebih suka hidup bebas, layaknya seorang
seniman. Ia begitu menggagumi seni lukis dan membuat beberapa lukisan
yang tidak dapat dikatakan buruk. Namun semua itu berubah ketika ia
bergabung dengan angkatan darat Jerman di tahun 1914.
Hitler sebelumnya telah pindah ke Munich
pada tahun 1913 dan ketika Jerman menyatakan perang terhadap sekutu, ia
berada di kota itu. Ia berada pada kerumunan manusia yang mendengarkan
pengumuman perang resmi dari kerajaan Prussia (Jerman). Munich menjadi
titik balik Hitler, ia kini tahu siapa dirinya dan untuk apa hidupnya.
Ia ingin berjuang demi Jerman raya.
Jauh dari kebiasaannya ketika remaja yang
pemalas dan tidak mempunyai kebiasaan tetap. Hitler di dalam dinas
kemiliteran bersikap sangat disiplin. Ia menjadi orang yang rajin sekali
dan kerap mendapat pujian dari atasannya. Ia dianugerahi Iron Cross
first class karena keberanian dan sepak terjangnya. Iron Cross Kelas
Pertama tersebut jarang diberikan kepada tentara sukarela seperti Hitler
(Tentara yang bukan dari jalur akademi).
5. Hitler Pernah Dipenjara Karena Memberontak Kepada Negara
Terinspirasi dari gerakan Mussolini di
Itali, Hitler berkeinginan untuk melancarkan gerakan kampanye ke Berlin,
sebuah gerakan jalan masal yang bertujuan untuk menggulingkan
pemerintahan bentukan sekutu di Berlin. Gerakan tersebut dikenal sebagai
“Beer Hall Putsch” atau “Munich Putsch”. Gerakan tersebut mendapat
dukungan dari Erich Ludendorff, seorang jendral veteran dari Perang
Dunia I yang sangat berpengaruh di dunia politik.
Gerakan “Beer Hall Pustch” awalnya
berjalan dengan baik. Mereka berhasil mendapat dukungan dari
politisi-politisi lokal yang beraliran nasionalis sayap kanan. Dinamakan
“Beer Hall Putsch” karena gerakan ini diawali dari sebuah Beer Hall
setempat, tempat penduduk lokal biasanya berkumpul dan membahas berbagai
hal, termasuk politik. Gerakan ini juga berhasil menduduki beberapa pos
kepolisian dan tentara. Namun tak ada polisi dan tentara yang bergabung
dengan gerakan ini, kecuali beberapa gelintir saja. Hal itu yang
membuat “Beer Hall Putsch” menemui kegagalan.
Hitler ditangkap setelah gagalnya “Beer
Hall Putsch”, ia awalnya diberi tuntutan sangat keras karena dianggap
makar terhadap negara. Namun, pidatonya yang memukau ketika dalam
persidangan membuat hakim menjatuhkan hukuman yang lebih ringan yaitu 5
tahun penjara. Ia seharusnya dipenjara dari tahun 1924 hingga 1929,
namun dalam praktiknya, ia hanya menjalani hukuman selama satu tahun
karena mendapat berbagai keringanan. Di dalam penjara, Hitler menulis
Meinkampf yang artinya Perjuanganku. Buku itu menjadi sumber inspirasi
Parta NAZI dan Jerman selama pemerintahan Adolf Hitler kemudian hari.
6. Hitler Bukan Seorang Atheis Apalagi Komunis
Hitler bukanlah seorang Atheis, dalam
berbagai kesempatan ia menyatakan dirinya adalah seorang Katolik, ia
juga sering menyebut dirinya sebagai Kristen Positif yaitu sebuah aliran
ke-Kristenan yang beraliran Aryan. Meskipun sering berganti istilah,
tidak ada catatan yang menyatakan bahwa Hitler adalah seorang Atheis,
bahkan ia sangat membenci Atheisme.
Selain itu, Hitler bukan seorang Komunis
maupun Sosialisme. Sebutan Nasional Sosialisme atau Nazi bukanlah
berarti bahwa ia beraliran sosialisme. Nasional Sosialisme merujuk pada
fasisme, bukan Sosialisme.
7. Hitler Tidak Buta Strategi Militer
Anggapan bahwa Hilter adalah seorang
maniak yang bodoh dan tidak mempunyai keahlian adalah salah besar.
Hitler mempunyai banyak sekali pengetahuan, baik di bidang politik,
geografis dan militer. Khusus dalam bidang militer, Hitler termasuk
seorang yang luar biasa. Meskipun ia hanya berpangkat Kopral di dalam
Perang Dunia I, namun pengetahuannya tentang strategi militer tidak
dapat disamakan dengan pangkatnya itu. Sejak kecil, Hitler telah membaca
berbagai majalah dan buku militer dari perpustakaan pribadi ayahnya.
Pengetahuan dan minatnya di dalam militer terus berkembang dan mencapai
puncaknya ketika ia bergabung dengan ketentaraan Jerman. Setelah perang,
ia bahkan tergabung dalam sebuah satuan khusus semi politik yang
berurusan dengan para pemberontak dan aliran komunis.
Ketika menjabat sebagai Fuhrer, Hitler
secara pribadi merancang berbagai strategi dan pengembangan militer
Jerman. Seorang Jendralnya yang sangat terkenal, Erich Von Maenstein,
bahkan menyebut Hitler sebagai seorang yang mempunyai ketajaman visi
militer yang cukup tajam. Ia dapat mengerti dengan cepat apa maksud dan
tujuan yang diberikan Jendral-jendralnya ketika sedang mengadakan rapat.
Ia bahkan mampu menyanggah dan memberikan solusi lain yang jauh di luar
akal kebiasaan. Kemampuan semacam ini biasanya hanya dimiliki oleh
seorang yang telah lama berkecimpung di dalam dunia militer atau lulusan
akademi militer.
Hitler merancang secara khusus detail
pelatihan hingga seragam pasukan SS. Pasukan SS atau Schultz Staffel
awalnya merupakan pengawal pribadi dari petinggi Partai NAZI. Namun
seiring perkembangan waktu, ia berubah menjadi unit para militer yang
tangguh dan terlatih. Pasukan inilah yang merupakan “benar-benar”
pasukan NAZI. Seluruh pelatihan, tanda pangkat, filosofi dan
indoktrinasinya diciptakan Hitler sendiri.
Meskipun mempunyai kemampuan cukup
memadahi di bidang militer, namun ia tidak jarang juga melakukan
kesalahan dan miss kalkulasi. Beberapa kesalahannya seperti yang terjadi
dalam insiden Dunkrik dan Bulge memang seharusnya tidak perlu terjadi.
Beberapa keputusannya seperti Stalingrad juga menuai banyak kritik.
Kesalahan seperti itu dilakukan lebih karena egonya yang luar biasa
besar, sehingga mengakibatkan kerugian luar biasa bagi Jerman.
0 komentar:
Posting Komentar